KumpulanContoh Cerita Pendek Tentang Jujur yang telah saya rangkum di bawah ini, tujuannya tidak lain adalah untuk mengubah diri kita, agar bisa meningkatkan dan mempertahankan kejujuran terhadap semua hal, serta menjunjung tinggi nilai-nilai yang terkandung. Bersikap jujur juga mencakup dua hal, mulai dari bertutur kata dan berperilaku.
Perempuan berperawakan mungil ini begitu bersemangat sewaktu menceritakan perjalanannya hingga berhasil mendapatkan rumahnya ini. Sebuah impian yang telah dicatatnya sejak ia dan suaminya belum menikah dulu. Andhini Miranda, bersama suami dan satu orang anak semata wayangnya, kini menempati sebuah hunian mungil dengan luas tanah 87m2 dan luas bangunan sekitar 40 m2 di kawasan Pamulang, Tangerang Selatan. Keinginan kuat untuk mendiri dan bisa menanamkan nilai-nilai hidup yang dianutnyalah yang mendorong Andhini dan suaminya mencari rumah dan berhasil membelinya pada tahun 2013. Namun terselip juga pelajaran berharga dibalik cerita rumah Andhini. Meski demikian, untuk sementara Andhini bisa merasa lega karena di rumah inilah ia bisa membesarkan buah hatinya serta melakukan banyak kegiatan ramah lingkungan. Kegiatan yang dimulainya dari rumah inilah yang menjadikannya seorang praktisi hidup minim sampah. Cerita Rumah Andhini Berawal Demi Hindari Konflik Pola Asuh Anak Jadi ceritanya pada tahun 2011 sang suami melamar Andhini. Saat itu keduanya memang sama-sama berada di usia kepala 3 sehingga diskusi serius tentang rencana ke depannya banyak sekali dilakukan. Salah satunya tentang impian memiliki rumah sendiri untuk membina keluarga, khususnya anak, sesuai dengan nilai-nilai yang dipercaya Andhini dan sang suami. “Yang pasti keinginan keluar rumah itu karena ingin menghindari konflik. Jika ada lebih dari satu kepala keluarga sangat mungkin hal kecil bisa diributin karena pasti ada perbedaan,” jelas Andhini yang merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Andhini memang sangat concern pada pola asuh anak. Jika nantinya ia memiliki anak, ia sadar akan ada saja konflik pola asuh yang terjadi antara Andhini sebagai keluarga muda dan orangtuanya. Konflik-konflik kecil inilah yang ia ingin hindari. “Banyak pola asuh jaman dulu yang sudah nggak relevan sekarang. Banyak contohya, misalnya saja ungkapan jangan banyak digendong nanti bau tangan’, saya punya konsep selagi anak masih bayi kenapa kita nggak habiskan waktu untuk membonding dia? Setelah anak bisa lari, hal itu akan sulit lagi lho,” ungkap Andhini. Hal lain misalnya membiasakan anak makan di meja makan dirasa Andhini lebih baik daripada makan disuapin sambil digendong dan bermain. Atau bagaimana kebiasaan orang dewasa berbicara dengan anak kecil yang sering dicadel-cadelin agar terlihat lucu, padahal menurut Andhini mendengar adalah cara pertama anak untuk belajar baca dan tulis. “Di sisi lain saya juga nggak mau durhaka karena banyak konflik. Kalau punya rumah sendiri kan kita bisa menerapkan nilai-nilai yang kita anut, sambil saya bisa tetap menjaga hubungan baik dengan orangtua,” ujar Andhini lagi. Cerita Rumah Andhini Financial Planner Bikin Mudah Rencana Punya Rumah Saat dilamar, Andhini bekerja sebagai wedding planner. Artinya ia dan tunangannya sama-sama memiliki pemasukan tetap. Namun mereka mulai berpikir bagaimana mengelola keuangan yang benar agar bisa tercapai segala impian; ingin punya rumah, kendaraan, bahkan sampai persiapan dana sekolah anak. Sama-sama bekerja di dunia kreatif juga membuat keduanya sadar bahwa mereka akan sulit mendapatkan tunjangan. Dengan konsep hubungan teamwork’, setelah menikah mereka berniat untuk meleburkan uang mereka demi sama-sama mencapai tujuan dan mimpi-mimpi bersama. “Untuk itu kita pakai jasa financial planner. Semua pengeluaran dirinci dengan sangat detail, di-screening. Dilihat dengan segala pengeluaran itu apakah masih ada sisa yang bisa ditabung,” jelas Andhini yang juga dibuatkan plot oleh sang financial planner hingga penjabaran proyeksi inflasi dalam beberapa tahun ke depan. “Dari hasil screening, kami bilang fokus pertama adalah rumah. Mulai dari ekspektasi rumah di mana, luasnya berapa, oleh financial planner diberikan gambaran proyeksinya sampai angka DP dan cicilan KPR per tahun yang bisa kita sanggupi. Nyesel deh kenapa nggak pakai jasa financial planner dari dulu, mana harga rumah makin mahal!” papar Andhini. Andhini mengaku sangat tenang setelah tahu proyeksi kesanggupan mereka di masa depan. Total ia menggunakan jasa financial planner selama 3 tahunan, di mana seluruh keuangan benar-benar diatur dan jadi teratur. Walaupun belum menikah, tapi setelah tahu perhitungan keuangannya Andhini dan tunangannya pun langsung browsing cari rumah. Mereka berselancar di dan memasang filter lokasi yang diinginkan, juga kisaran harga yang sesuai dengan perhitungan. Cerita Rumah Andhini Tunda Punya Rumah Karena Hamil Ada Tumor Rahim “Kita dulu sama-sama kerjanya di Jakarta Selatan, sering lembur. Sementara rumah orangtua saya di Jakarta Timur. Wah, rasanya jauh banget! Pengennya ya punya rumah dekat kantor, berangkatnya jadi nggak harus pagi-pagi buta,” kata Andhini. Ia pun melanjutkan, “Sayangnya rumah di Jakarta Selatan nggak masuk di kisaran bujet kita, jadi kita mengarah ke selatan Jakarta deh, Tangerang Selatan ha ha ha. Kita cari yang areanya cukup familiar kita dengar .” Seluruh pencarian rumah Andhini pun dilakukan melalui internet, dan cukup banyak daftar yang didapatkan dari hasil browsing tersebut. Karena kerja di wedding industry, tentunya akhir pekan Andhini sangat sibuk. Begitu pula pasangannya, deadline pekerjaan selalu jatuh di hari Sabtu-Minggu. Akhirnya di tahun 2011 itu juga Andhini menikah, dan setelah menikah kesibukan mereka pun masih sama. Hal ini pula yang menjadi kendala pencarian rumah mereka, hanya satu-dua lokasi yang benar-benar sempat didatangi. Tahun 2012 Andhini kemudian hamil. Hal yang cukup mengejutkan bagi pasangan ini mengingat sebelumnya mereka sempat divonis sulit untuk memiliki keturunan akibat terdapat tumor di rahim Andhini. “Kaget banget tiba-tiba hamil, alhamdulillah! Dan obgyn yang menangani sangat tahu riwayat penyakit saya karena ia yang menangani sejak lama, kondisi hamil ini berisiko. Jadi tidak menunggu waktu lama, saya langsung menuliskan surat resign tanpa ada 1 month notice!” papar Andhini. Segala rencana akhirnya terpaksa harus ditangguhkan. Bahkan rencana bulan madu yang belum terlaksana, dan sudah dipesan segala tiket dan akomodasinya dalam waktu dekat pun hangus. Rencana mencari rumah pun ditunda mengingat kondisi Andhini yang harus bed rest total. Cerita Rumah Andhini Buru-buru Beli Rumah, 2 Hari Lagi Harga Naik “Habis lahiran, eh ada kabar adik saya mau menikah. Wah tambah satu keluarga lagi di rumah, konflik bisa lebih banyak nih! Langsung saya bilang ke suami untuk mulai cari rumah lagi,” cerita Andhini. Saat itu suami Andhini tidak setuju untuk buru-buru pindah, karena proses menabung masih berjalan. Ia menginginkan rumah yang dibeli nanti itu adalah yang benar-benar disuka dan nyaman. Dan ajakannya untuk tetap sementara tinggal di rumah orangtua Andhini, tidak disetujui oleh Andhini. “Saya saat itu merasa lebih sehat’ kalau punya rumah sendiri, sudah terlihat potensi konflik kecil di sana-sini. Yang terpenting saat itu, harus menjaga hubungan dengan keluarga agar tetap baik,” jelas Andhini. Di masa ini Andhini masih tetap menggunakan jasa financial planner. Browsing mencari rumah dilakukan lagi dari nol, karena filter pencariannya berubah. Otomatis angka bujet jadi menurun karena Andhini sudah tidak bekerja lagi. Alokasi tabungan rumah juga jadi lebih sedikit. Karena ingin segera mendapatkan rumah, Andhini tidak memasang spesifik area saat melakukan pencarian di hanya filter harga saja. Dari situ mereka mencari yang kira-kira cocok dengan bentuk rumah, daerahnya terasa familiar, baru mereka survei langsung. Dari hasil survei, Andhini tertarik dengan sebuah rumah di sebuah perumahan yang baru dibangun di Pamulang, Tangerang Selatan. Dengan rumah tipe yang sama, rumah tersebut dinilai memiliki tata ruang yang tidak terasa sempit. Plong! Sebelum memutuskan untuk membeli, mereka sempat melakukan survei namun bukan untuk melihat rumah lagi, tapi survei buat mengecek kredibilitas pengembangnya. Sebanyak dua lokasi perumahan lain yang sedang dibangun oleh pengembang yang sama sempat didatangi, dan seluruhnya berjalan dengan baik. Setelah benar-benar yakin proses pembelian rumah serta pengajuan KPR dilakukan. Saat proses pengajuan KPR juga bisa dibilang tidak ada kendala. Jumlah DP yang harus dibayar pun sesuai dengan perhitungan financial planner, saat akad rumah uang DP-nya sudah terkumpul. Andhini langsung buru-buru membayar DP karena katanya 2 hari lagi harga naik. Cerita Rumah Andhini Kendala Tinggal di Rumah Baru yang Dibeli Terburu-Buru Karena membeli rumah indent maka pembangunan rumah Andhini tidak langsung dilakukan setelah proses akad jual beli dilakukan. Pembangunan tahap awal menunggu penuhnya 2 blok rumah, baru kemudian dibangun bersamaan. Akhirnya rumah jadi tahun 2014 dengan masa pembangunan rumah 6 bulan. Andhini langsung pindah ke rumah itu dalam keadaan belum ada gardu listrik dan tidak ada lampu jalan. Semua listrik diambil dari kantor pemasaran. “Lucu, di awal itu tidak sampai 10 rumah yang sudah ditinggali. Kalau malam ada yang nyalain mesin cuci nanti tiba-tiba listriknya njeglek. AC juga hanya boleh satu dulu yang menyala. Kalau njeglek akan ada satpam keliling yang mengingatkan jangan pakai mesin cuci, ha ha ha,” gelak Andhini. Suasana saat itu juga belum nyaman, jalanan masih bebatuan, gerbang satpam pun masih dibangun. Di blok rumah Andhini, baru terisi 3 rumah dan mereka adalah pasangan muda dan bekerja sampai malam, jadi saat mulai gelap hanya rumah Andhini saja yang terlihat terang. Gardu listrik pun akhirnya baru ada setelah beberapa bulan kemudian. Tips Membeli rumah memang bukan seperti membeli kacang, harus dipersiapkan secara matang. Apabila belum merasa cocok, jangan dipaksakan. Apalagi mengambil keputusan yang terburu-buru. Luas tanah pada umumnya adalah 72 m2, namun Andhini memilih rumah yang bagian belakangnya ada lebihan tanah sekitar 15 m2 karena posisi rumah menempel pada batas tembok klaster. Tapi karena jarang datang saat pembangunan, ternyata pengembangnya rata memberi batas tembok lurus tanpa memperhatikan luas tanah yang lebih tersebut. Sebagian hak tanah milik Andhini berada di balik tembok. Dan Andhini harus membobok sendiri tembok tersebut jika ingin menggunakannya. Karena harus mengeluarkan biaya lagi, maka Andhini membiarkannya dulu. Kendala lain yang muncul, ternyata air di klaster tersebut bermasalah. Airnya berbau minyak dan mengandung besi, sehingga untuk kebutuhan sehari-hari Andhini jadi boros karena menggunakan air isi ulang. Apalagi anak Andhini memiliki kulit sensitif. “Memang proses mendapatkan rumah ini cukup cepat, namun saya merasa inilah hasilnya kalau proses pengambilan keputusannya buru-buru, banyak hal yang terlewat dan harus disurvei lebih detail lagi sebelumnya,” ungkap Andhini. Cerita Rumah Andhini Pasang Keramik, Mengecat Tembok, Bobok Tembok, Bikin Rumah Nyaman Membeli rumah memang bukan seperti membeli kacang, harus dipersiapkan secara matang, karena kalau sudah dibeli dan kurang sesuai, tambah sudah ada pengikatan perjanjian KPR dan hal lainnya, jelas sulit untuk dibatalkan. Itulah pentingnya mencari tahu properti yang akan dibeli lewat review properti dan memanfaatkan jasa agen properti yang terdapat di “Agak menyesal saat itu karena sempat berpikir bahwa mengontrak rumah hanya membuang-buang uang. Padahal saat belum menemukan rumah yang sreg, mengontrak bisa menjadi solusi sambil mencari rumah yang tepat,” kata Andhini. Alih-alih menyesali dan tidak berbuat apa-apa, Andhini dan suami pun mencoba mengatasinya dengan membuat rumahnya jadi lebih nyaman. Misalnya memasang keramik lantai sesuai keinginan yang dibelinya sendiri, mengecat tembok dengan cat pilihan sendiri. Sedang untuk fasad rumah Andhini sudah merasa cocok. Langkah berikutnya adalah mengatasi masalah air. Banyak tetangga Andhini yang memakai filter juga mengebor sumur. Andhini dan suami menabung dulu berbulan-bulan hingga akhirnya bisa mengebor sumur, tak tanggung-tanggung… hingga kedalaman 40 meter! “Saya mencoba menata isi rumah semaksimal mungkin dengan keterbatasan yang ada. Yang penting nyaman. Bahkan interior itu 2 bulan sekali berubah, kursi lemari saya geser-geser sampai anak kalau pagi-pagi bangun suka komen wow, sudah berubah lagi’ ha ha ha,” cerita Andhini yang merupakan lulusan Fakultas Seni Rupa dan Desain Trisakti, Jakarta. Setelah menabung agak lama, baru tahun 2019 Andhini membobok tembok belakang rumah guna memanfaatkan sisa tanah 15 m2-nya. Hasilnya rumah dirasa lebih lapang, karena dapur kini pindah ke area belakang tersebut. “Bobok temboknya kan dari balik tembok rumah belakang karena saya nggak mau bagian dalam rumah jadi berantakan. Nah renovasinya itu dibuat pondasi dulu baru dibobok, eh hasil pondasinya beda ketinggiannya sama yang di rumah ha ha ha, sampai kita buat anak tangga gitu,” jelas Andhini sambil tergelak. Cerita Rumah Andhini Rumah Ramah Lingkungan yang Menginspirasi Ketika ditanya tentang gambaran rumah idamannya, Andhini menginginkan membangun rumah dari nol, karena bisa fungsional sesuai kebutuhan keluarganya. Rumah kecil dengan bukaan jendela besar serta ceiling yang tinggi agar rumah lebih ramah lingkungan, tidak perlu AC. Andhini yang giat menyuarakan gerakan hidup minim sampah melalui akun Instagram 021suarasampah banyak melakukan upaya menjaga bumi’ terkait dengan rumah dan aktivitas hidupnya sehari-hari. Ia membuat lubang biopori sebagai resapan air hujan, juga memiliki lima komposter. Hal ini dilakukannya sebagai upaya dari rumah untuk menjaga lingkungan. Di mana penelitian mengatakan di masa depan persediaan air tanah akan terus berkurang. “Saya juga daur ulang air secara manual. Misalnya air mandi dari shower di bawahnya ditaruh ember untuk menampung, begitu juga saat mencuci piring. Bekas airnya masih bisa dipakai untuk siram toilet dan siram tanaman,” jelas Andhini. Temukan juga beragam tips, panduan, dan informasi mengenai pembelian rumah, KPR, pajak, hingga legalitas properti di Panduan Ia pun melanjutkan, “Di rumah sudah tidak pakai sabun kemasan, saya membuat sendiri sabun dari lerak dan eco enzym, jadi tidak ada deterjennya. Jadi untuk siram tanaman itu aman.” Rencana selanjutnya Andhini ingin membuat penampungan air hujan, agar airnya bisa dimanfaatkan kembali. Di rumah Andhini juga ada tempat pilah sampah dengan kategori yang cukup beragam. Sampah dipilah berdasarkan kategori jenis materialnya. Ada sampah plastik, kertas, kardus, alumunium, beling, elektronik, hingga sampah medis. Sampah pilahan yang masih bisa digunakan lagi, disimpan oleh Andhini sebagai bahan prakarya anak. Sedangkan sampah pilahan yang tidak bisa digunakan kembali, disetor ke penggiat daur ulang. “Saya punya lho pintu lemari isinya selotip bekas, yang masih lengket kan bisa dipakai lagi,” jelasnya. Selama 26 bulan sampah yang dihasilkan Andhini, suami dan anaknya, hanya 1 kg lho! “Banyak furnitur di rumah ini hasil restorasi. Dari rangka furnitur bekas, atau bangku bakso yang dibeli di toko loak. Ada juga furnitur besar di kamar saya di rumah orangtua, kini sudah dipecah-pecah dan dijadikan beberapa fungsi,” jelas Andhini. Cerita Rumah Andhini Rencana Jual Rumah, Take Over Kredit, Demi Rumah Impian Meski upaya membuat nyaman rumahnya telah dilakukan, Andhini memang harus beradaptasi dengan rumah barunya, serta lingkungannya. Jika dilihat sekilas, suasana rumahnya terlihat sangat asri dengan banyak tanaman yang tumbuh subur. Bukan sekadar tanaman yang sedang menjadi tren, bahkan Andhini juga membuat kebun sayur. Proses membeli rumah yang terburu-buru nyatanya dampaknya memang terasa sepanjang waktu. Perumahan klaster tanpa pagar yang kini banyak dipasarkan mungkin memang kurang cocok bagi Andhini, membuatnya kurang nyaman. "Saya siasatinya dengan pagar tanaman, deretan pohon telang, hinga pasang paranet di teras untuk rambatan tanaman,” tawa Andhini lagi. Survei unit rumah, hingga survei proyek lain dari pengembang memang sudah dilakukan Andhini, tapi ada satu yang kurang, survei lingkungan sekitar terkait kondisi sekitar, fasilitas umum seperti pasar, akses, hingga kemacetan lalu lintas. Itu sebab Andhini banyak mengalami kejutan mulai dari pasar kaget setiap Senin malam di seberang gerbang perumahan, hingga layar tancap yang diputar dengan volume suara yang sangat keras. Tanya Tanya ambil keputusan dengan percaya diri bersama para pakar kami Karena itu, setahun belakangan Andhini dan suami mulai terpikir untuk menjual rumahnya, mulai mencari tahu tentang cara-cara take over kredit. Mencari tahu lewat laman panduan properti di hingga bertanya ke teman-teman yang bekerja di bank. Berbagai perjalanan dan kendala terkait rumah idaman pastinya memang bisa dilewati oleh setiap orang dengan usaha yang gigih serta cara-cara yang kreatif. Namun apabila hati belum merasa cocok, tentunya tidak bisa dipaksakan. “Dan perjalanan membeli rumah ini memang mengajarkan bahwa pengambilan keputusan yang terburu-buru seringkali kurang bijak,” tutur Andhini. “Jadi sekarang saya masih mencari rumah’ yang lain, karena di rumah ini saya masih merasa belum pulang’,” ujar Andhini menutup perbincangan dengan penuh keyakinan bahwa rumah impian, yang membuatnya merasa pulang’ pasti bisa diwujudkan selama diperjuangkan. Itulah cerita pengalaman Andhini, Praktisi Hidup Minim Sampah yang sempat terburu-buru membeli rumah yang kini terus mengejar mimpinya untuk punya rumah yang nyaman, yang membuatnya merasa pulang. Masih banyak lagi kisah seputar perjuangan mewujudkan mimpi punya rumah sendiri lainnya yang juga tak kalah menginspirasi. Temukan kisahnya hanya di Cerita Rumah. Hanya yang percaya Anda semua bisa punya rumah Teks Erin Metasari, Foto Zaki Muhammad
Padaepisode kali ini saya akan membagikan sebuah cerita tentang kata “teman” dan “hantu”. Sebuah kisah Jennifer Aniston dan rumah hantunya. Berikut ini kelanjutan ceritanya. Courtney Cox, Jennifer Aniston dan Rumah Hantu: “Jadi, Carole King datang ke rumah saya dan dia mengatakan telah terjadi perceraian yang sangat buruk, dan Salam dan selamat malam KC,Saya Ayen, ingin berkongsi satu cerita yang pernah terjadi pada keluarga saya di rumah lama kami di Cheras, KL. Pada awalnya pindah ke rumah tersebut, bermulalah kami sekeluarga membersihkan rumah yang bakal kami menginap. Sewaktu membersihkan rumah, kami dapati ada mainan kanak-kanak yang ditinggalkan. Ketika itu umur saya lima tahun. Mak saya rasa tidak sedap hati, lalu mak ambil keputusan untuk membuang saja mainan tersebut, tetapi biasalah ketika itu saya masih budak lagi, dengan harapan dapat bermain dengan mainan sekeluarga syak sebelum ini ada penghuni sebelum ini mempunyai anak kecil, tapi hairan kenapa ditinggalkan mainan tersebut. Kerana tak mahu mengusutkan fikiran, kami hanya fikir secara positif mungkin mereka orang berada dan tak perlukan mainan tersebut, ataupun anaknya pun sudah membesar. Nak dijadikan cerita, kami sering diganggu kelibat susuk kanak-kanak kecil di rumah ini. Seperti macam dah terbiasa adakala kami akan melihat kelibat kanak-kanak kecil berlari, kedengaran seperti kerusi ditarik, bunyi guli dijatuhkan di atas siling, namun kisah-kisah pendek yang akan saya ceritakan ini merupakan kejadian yang betul-betul memberi kesan mendalam. Kejadian pertama terjadi ketika sepupu saya datang ke rumah untuk menziarahi Ayah yang sakit. Anak-anak sepupu saya memanggil Ayah dengan panggilan Tok Cu. Salah seorang anak saudara saya bermain di bilik Ayah. Tiba-tiba dia senyapkan diri dan mula memanggil Ayah, "Tok Cu sini kejap..."Ayah "Ya sayang, ada apa panggil Tok Cu?" "Tok Cu, siapa orang kat luar tingkap tu? Kita nampak ada kepala orang lalu lah kat situ..."Ayah cuba tak nak takutkannya hanya berkata, "Ehhh... Tak ada apa-apalah, pergi main kat luar bilik Tok..."Secara logik, rumah saya berada di tingkat 4, macamana boleh ternampak kepala di luar tingkap? Menjadi tanda tanya siapa atau apakah yang berada di balik luar tingkap bilik Ayah. Sumpah meremang bulu roma bila diceritakan oleh Ayah...********************************************************************************************Kisah kedua terjadi kepada kakak saya yang ingin ke tandas pada waktu malam. Ketika itu Ayah kerja malam, jadi Mak tidur seorang diri di biliknya. Selalunya bilik tidur utama akan ada bilik air, jadi pada malam itu, kakak saya bangun ke bilik Mak untuk buang air kecil. Apabila keluar dari bilik air dan membuka pintunya, pancaran lampu bilik air masuk ke ruangan bilik tidur Mak. Apa yang membuat kakak saya terkejut, dia ternampak seorang budak perempuan sedang menangis dan duduk mencangkung sambil menutup mukanya dengan kedua kakinya di atas tubuh Mak yang sedang nyeyak tidur. Allahu Akbar! Kakak tersentak dan mula rasa marah ingatkan kakak saya yang lagi satu kerana susuk tubuhnya seakan sama sepertinya. Dia pun cepat-cepat mematikan lampu bilik air dan beredar dari situ. Dalam keadaan cemas, dia bergegas untuk periksa samada kakak saya yang lagiu satu ada ke tidak di tempat tidurnya, sebab dia pasti itu susuk tubuh kakak saya. Apabila sampai ke bilik, kakak saya yang lagi satu sedang nyenyak tidur. Persoalannya, siapakah budak perempuan itu?********************************************************************************************Kisah yang terakhir kisah saya sendiri di dalam rumah yang sama. Saya pula yang terkena gangguan. Saya tidak pasti itu hanya khayalan atau ilusi saya sendiri. Ketika itu saya sedang mengalami demam panas. Saya berehat dan tidur di bilik Mak. Saya baring menghadap laluan ruang tamu ke bilik Mak, jadi saya menghadap laluan gelap itu. Semasa itu saya tidak pasti di mana keluarga saya pergi, tetapi keadaan masa itu pagi dan sunyi sangat-sangat. Apabila terbangun dari tidur, meremang bulu roma saya ternampak seorang budak yang kurus kering tapi dalam keadaan berbogel dengan mata hitam, lidah terjelir, mulut yang ternganga terbang dari atas siling rumah menuju ke arah saya. Yang pasti jelas saya lihat dan bukan bermimpi. Apa yang saya nampak saya menceritakan pada ahli keluarga. Kesemuanya tidak percaya dan menganggap ia semasa kami ingin pindah dari rumah itu, barulah seorang bekas jiran memberitahu bahawa rumah yang saya huni itu pernah ada kes. Kisahnya dua orang kanak-kanak berbangsa Cina terbunuh semasa rompakan berlaku, mungkin kes khianat, tetapi yang pasti dua orang budak, lelaki dan perempuan terbunuh semasa kejadian. Bekas jiran kata keluarga kami yang paling lama bertahan duduk selama belasan tahun. Bekas jiran saya tidak memberitahu kami pada asalnya sebab mereka nak tengok berapa lama kami bertahan. Dia kata bekas jiran yang lain semuanya tabik keluarga kami kerana sebelum kami, penghuni lain di rumah lama ini hanya bertahan selama tiga tahun sahaja paling lebih...Terima kasih dan Selamat Malam Seram! Sayatingga di Cikarang Barat. Narasi mengenai rumah kontrakan berhantu di Cikarang Barat ini adalah narasi misteriku yang pertama mengenai rumah kontrakan berhantu, jadi minta maaf jika cukup amburadul jalurnya. Ini kisahnya. Pertengahan tahun 2011 (bulannya saya lupa) rumah saya sedang diperbaiki untuk pemasangan gavalum hingga kami
Saya sebetulnya kangen dengan cerita-cerita horor jadul yang nuansanya benar-benar ekstrem. Kebanyakan cerita-cerita horor yang saya dengar mungkin bisa dikatakan kurang greget. Karena memang banyaknya hanya cerita sebatas suara-suara saja, atau sekalipun penampakan pun bukannya membuat saya merinding tetapi malah membuat saya skeptis. Entah penampakan yang ia lihat itu asli atau cuma paranoid. Kemudian saya memiliki teman yang pernah mengerjakan sebuah proyek IT bersama. Dan seingat saya, saya belum pernah mengulik database cerita horornya. Begitu malam itu saya mengorek-korek dan sedikit memaksa dia agar bercerita horor, ternyata yang saya dapat justru di luar dugaan saya. Bagi saya, ceritanya layak untuk saya publikasikan. Sebut saja namanya Ahmad. Jadi ini tentang cerita rumah di masa kecilnya yang kini sudah dipugar. Sebagai gambaran, rumah Ahmad adalah sebuah rumah keluarga besar dengan taman terbuka di tengahnya. Rumah Ahmad hanya satu lantai, namun memiliki pekarangan depan dan belakang yang luas. Terakhir rumahnya memiliki pagar besi tinggi tertutup, tetapi ada celah horizontal di tengahnya. Jadi dapat sedikit terlihat teras depan dari luar. Ini kejadiannya awal tahun 2000-an. Di suatu sore menjelang magrib, di rumah hanya ada ibunya Ahmad dan adiknya. Adik Ahmad yang masih kecil duduk di pekarangan belakang rumah memanggil-manggil ibunya yang sedang berada di dapur. “Ibu, bu… itu kok ada bantal guling di pager…?” Saat ibunya mendatangi sang adik, ia melihat anaknya tengah menunjuk ke pagar belakang, memperhatikan sesuatu yang ia sebut sebagai guling tersebut. Ibunya langsung tanggap saat menyadari langit yang sudah mulai gelap. Ia langsung menggendong dengan ketakutan sang adik dan tidak berani melihat ke pagar. Adik Ahmad yang masih dapat melihat ke pagar saat digendong, masih berkata-kata. “Gulingnya ada dua…” Di suatu hari yang lainnya, kali ini siang hari. Ibunya Ahmad sedang menidurkan keponakan Ahmad yang masih sangat kecil di atas tempat tidur. Keponakannya itu sudah dapat berbicara dengan kata-kata yang sangat terbatas. Saat sedang menepuk-nepuk dan mengelus-elus si ponakan agar tidur. Sang keponakan tiba-tiba menunjuk ke atas. Telunjuknya berputar-putar seolah mengikuti apa yang sedang ia lihat di langit-langit. “Ittu… di ataasss…” Sedikit kata diucapkan oleh si keponakan dengan nada datar. Si Ibu berhenti menepuk, merinding. Langsung saja ia dekap si keponakan dan membawanya keluar kamar. Lalu apakah Ahmad sendiri pernah melihat sesuatu? Ia menjawab mungkin, tetapi ada satu hal dari ingatan masa kecilnya yang begitu menempel hingga sekarang. Jadi sewaktu Ahmad yang masih kecil ini digendong oleh ibunya di sore hari menjelang magrib di teras depan, Ahmad melihat ayahnya pulang kerja dari pagar depan, namun masuk rumah lewat pintu samping. Sebuah ingatan yang kuat dari Ahmad adalah, ada sesuatu yang mengikuti ayahnya pulang hingga masuk ke pintu samping. Kemudian Ahmad bertanya kepada saya, “Mas Nanda, tahu kuda lumping?” Saya mengangguk, “Iya, tahu.” Ahmad menjawab, “Itu yang mengikuti ayah saya mas. Sesuatu mirip kuda lumping, warnanya hitam, tapi kepalanya aja.” Saya agak bingung, “Maksudnya ada jin tanpa kepala menunggangi kuda lumping yang ngikutin ayahmu atau gimana?” Ahmad membalas, “Bukan, kepala kudanya aja. Warnanya hitam.” Kemudian di masa kecilnya, Ahmad kerap dipukuli oleh ayahnya jika pulang main tepat menjelang magrib. Maka dari itu, Ahmad kecil ketakutan jika di atas jam lima sore ia belum tiba di rumah. Di belakang rumah Ahmad ada tanah lapang warga yang biasa dipakai oleh anak-anak main sepak bola. Hari itu, Ahmad begitu asyik main bola. Saat hari sudah gelap, ia melihat ke celah pagar, was-was jika ayahnya sudah pulang kerja. Ia melihat dari lapangan, ada ayahnya sedang berjalan mondar-mandir seperti menunggu Ahmad pulang, siap memukulinya. Terlihat ayahnya memakai celana pendek yang biasa ia kenakan. Ahmad yang ketakutan langsung meninggalkan lapangan, masuk lewat pintu samping. Ia mandi, dan keluar. Ia mendapati kakeknya sedang duduk-duduk di luar. “Ayah mana, Kek?” Ahmad bertanya. “Belum pulang.” Jawab kakeknya. “Tapi tadi Ahmad lihat lewat pagar, Ayah lagi mondar-mandir di halaman. Celananya ingat banget kok itu punya ayah. Siapa lagi yang pakai?” “Salah lihat kali.” Kakeknya menjawab dengan tenang. Benar saja, ayahnya baru pulang setelah magrib. Padahal Ahmad yakin, ia melihat ayahnya lewat celah pagar dari luar, celananya sama persis dengan yang dipakai oleh ayah. Tetapi karena celah pagar hanya sepinggang orang dewasa, apa mungkin yang Ahmad lihat hanya celana ayahnya saja yang melayang mondar-mandir di balik pagar? Masih ingat cerita keponakan Ahmad yang menunjuk-nunjuk langit-langit kamar seakan melihat sesuatu? Keponakan tersebut adalah anak dari bibi Ahmad yang juga tinggal satu rumah. Sewaktu hamil, bibinya Ahmad pernah di sore hari menonton televisi, setengah berbaring di sofa. Ia melihat suaminya pulang, masuk ke rumah. “Udah pulang nih?” Suami bibi Ahmad terus berjalan menuju kamar, seperti tidak mendengar pertanyaan sang bibi. Pintu kamar tertutup, sang suami berjalan masuk ke dalam pintu, seolah menembus. “Pelan-pelan dong, masa pintu ditabrak begitu!” Ucap bibi Ahmad, dengan polosnya. Bersamaan ia kembali melihat ke arah televisi, ia melihat suaminya baru pulang dari pintu depan. “Kok, pulang lagi? Itu tadi yang jalan nembus pintu siapa?” Semenjak itu, bibi Ahmad ketakutan. Dan parahnya, setelah melahirkan ia yang dapat dikatakan paling sering menerima gangguan oleh… kalian sudah tahu. Dari berbagai gangguan, ada satu gangguan yang cukup parah. Pukul 4 pagi, menjelang subuh, bibi Ahmad terbangun ingin buang air kecil. Sebenarnya di samping kamarnya ada kamar kecil, namun ia entah kenapa memilih kamar mandi yang di seberang taman. Jadilah ia memutari rumah yang mana sebenarnya ia mengitari juga taman yang dilingkari oleh rumahnya. Saat selesai buang air, dengan mata yang masih sangat mengantuk, ia menengok ke arah taman. Ia melihat lampu taman ada dua. Padahal seingatnya lampu taman hanya ada satu di tengah taman. Ini sekarang ada dua lampu taman, yang satu kuning, dan yang satunya merah. Bersebelahan. Penasaran, ia mendatangi kedua lampu taman tersebut, mendekatinya. Yang satu benar lampu taman. Namun yang satunya… Yang satunya, yang berwarna merah, itu adalah pocong, dengan wajah yang sangat berantakan. Menyadari itu, bibinya langsung sadar seketika, namun justru tubuhnya menjadi terkunci. Ia tidak dapat bergerak dan berteriak. Hanya menatap pocong merah yang sedang mengangguk-angguk di depannya. Hingga beberapa saat, pocong tersebut melayang dan mulai terbang dengan cepat dan menghilang. Barulah bibi Ahmad dapat teriak dan berlari sekuatnya. Kemudian di malam lainnya, bibi Ahmad melihat seseorang memakai baju putih, tidak jelas siapa, sedang duduk di atas pohon sambil goyang-goyang kaki. Terakhir adalah pembantunya, yang ditinggal di rumah sendirian karena keluarga Ahmad sedang ada acara di luar sekeluarga. Sore itu, sang pembantu sedang menutup-nutupi gorden kamar satu persatu, ia melihat seorang gadis berbaju pink yang ia tidak terlalu kenal masuk ke dalam kamar adik perempuan Ahmad. “Neng, udah pulang?” Tanya sang pembantu. Tidak ada jawaban. Akhirnya sang pembantu masuk ke kamar sang adik dan tidak menemukan seorang pun. Padahal tadi ia dengan jelas sekali melihat seorang gadis yang mirip adik Ahmad masuk ke kamarnya. Ia kemudian pelan-pelan menunduk dan memeriksa kolong kasur. Kosong. Setelah itu ia pelan-pelan memeriksa belakang lemari… Kosong juga. Akhirnya ia sadar jika keluarga Ahmad sedang bepergian seluruhnya dan ia sendirian. Ia akhirnya teriak dan meninggalkan rumah saat itu juga. Saat keluarga Ahmad pulang, sang pembantu mengadu kepada orang tua Ahmad tentang gadis itu. Tiba-tiba ibunya Ahmad menyahut, “Jangan-jangan itu tuh yang sama juga kayak waktu itu.” Lalu ibunya Ahmad bercerita bahwa waktu itu suaminya, yakni ayahnya Ahmad, pulang larut malam. Dan waktu itu keluarga Ahmad sedang tidak memiliki pembantu dan memang sedang mencarinya. Saat masuk ke rumah, ayah Ahmad bertanya jika sudah dapat pembantu. Ibunya Ahmad menggeleng. Ayahnya Ahmad kembali bertanya, “Terus itu tadi ada mbak-mbak pakai baju pink pakai celemek lagi nenteng keranjang pakaian masuk ke kamar belakang itu siapa?” Inilah mengapa saya sangat menyenangi cerita-cerita horor jadul…
Bolehbaca di: 👉 Contoh Cerita Pendek Hewan Peliharaan Ikan, Ayam, dan Kelinci yang Ada di Rumahku. 😀 Cerita Pendek Tentang Pengalaman Memelihara Anjing dan Burung yang Mengasyikkan. Menulislah untuk menebar manfaat kepada seluruh alam, karena menuangkan kata-kata juga merupakan jalan ninja menuju kebaikan. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. "Banjir, banjir! Mama Dina, Papa Roy, banjir!"Banyak orang berteriak, lalu disusul suara benda-benda dipukul untuk dapat membangunkan banyak orang. Bahkan, tidak ketinggalan anak-anak dan bayi turut terbangun dan tentunya saat saya masih tinggal di kampung kelahiran saya. Walaupun, daerah saya sebenarnya berada di dataran lebih tinggi dari daratan pesisir, tapi banjir bisa adalah di dekat rumah ada sungai. Sungainya masih alami yang tidak dibangun seperti bendungan-ada temboknya. Itu yang membuat volume airnya mudah naik dan "tumpah", karena tidak ada penghalangnya. Kalau curah hujan tinggi sudah pasti banjir akan terjadi. Entah, "cuma" setumit kaki orang dewasa atau bisa selutut. Jika memang sampai selutut, rumah pun bisa tergenang. Lalu, bagaimana cara menyiasati agar tidak banjir?Rumah saya akhirnya terdapat tambahan 'tembok' di pintu belakang. Kebetulan rumah saya bentuknya L terbalik. Bagian ujung bawah kaki L adalah beranda rumah. Sedangkan, bagian atas kepala L adalah rumah belakang yang berisi dapur memasak dan kamar mandi. Hanya sekadar contoh. Jelas rumah orang tua saya dekade 90-an tidak sebagus ini. Gambar Di luar depan pintu tepat ada sumur yang dibuat berdasarkan ide ibu saya. Awalnya warga sekitar sangsi akan ada sumber air di situ. Akhirnya, bapak dan ibu serta ada tetangga yang lebih kenal dengan ibu saya membantu benar. Sumber air ditemukan dan sumur pun dibangun. Sejak itu, sumur itu bisa dikatakan adalah peninggalan ibu saya untuk kampung itu, walau entah sekarang masih ada atau tidak. Satu hal menarik lainnya, bagian belakang rumah saya justru berada di tengah perkampungan. Maka, tidak heran jika saya lebih sering berjumpa dengan mama-mama dari pintu rumah belakang yang dibangun 'tembok' saya waktu itu masih kecil, jelas saya tidak bisa leluasa melangkah melewati tembok itu. Tetapi, menurut saya cara itu cukup ampuh untuk menangkal banjir, walau sebenarnya air sungai juga bisa masuk lewat saluran pembuangan limbah saya, saluran pembuangan limbah dapur belum seperti di rumah yang ada di Jawa rumah lama yang sudah ada terowongan dan langsung menuju selokan yang juga sudah bertembok. Itulah kenapa walau sudah ada penangkal di pintu, terkadang bagian dapur masih bisa sedikit tergenang. 1 2 3 4 Lihat Nature Selengkapnya Sayamengajarkan sopan santun kepada anak-anak saya, misalnya melalui kaca pembesar. Itu sebenarnya tentang pesan moral, tentang tanggung jawab, tentang disiplin. Saya merasa, di rumahlah saya harus mulai untuk memberikan sebuah pesan moral itu. Jika memungkinkan nanti, saya akan membangun Rumah Moral itu sebagai suatu proyek Writing up to describe my house in essay is somewhat a tricky yet interesting task. However, writing few lines, 10 or more sentences, is always required by Ukg kids in school. But, in some cases students are required to write short & long essay and paragraph on topic my sweet home, my dream home or my house essay in best descriptive words. The essays on this topic are always the common essay topics in exams. Therefore, we have tried to write down the best Essay on My Home For Children & Students with quotes and images. Introduction House is not just a building. It is a place where we live with our family. It is our entire happiness of life. We share our sorrows, grief, happiness and joys under same roof. It is the most peaceful place on earth for any person. Almighty has blessed me with sweet home. A home is where mom is. It is no less than blessing to live with your family and siblings. There are a lot of homeless people in the world. I always believe house is one of the beautiful blessings of Almighty. >>>>>> Read Also 10 Lines & Short Essay on My School Bag for Students Describing My House in Essay I live in a small town. It is about ten kilometers from main city and very peaceful place. My house is at left corner of town. It is small house with three bedrooms. There is also bathroom and kitchen in my house. There is also a TV launch at my house. Our whole family sits together at night and watch TV serial. It is very special watching television together. My mother has maintained my house very beautifully. She always keeps it clean. She is always busy in doing household work. She is very fond of keeping her house clean and my little sister also helps her in her work. My elder brother is fond of gardening. He has grown many flowers of different colors in our house. These flowers present very pleasant look to our house. He has also maintained a small lawn at house. Greenery is very refreshing and it is very peaceful for mind and soul. My father often enjoys his evening tea in this lawn. This small house is very important for every member of the house and every person is happy in it. My house has all the necessary facilities. It has electricity supply and water supply. Home is the blessing of God My house is no less than a blessing. It is surrounded by lovely people. My relatives live in our surrounding and we often share our delicious dishes as well as other matters with each other. I am blessed that I am protected by four walls and roof. We are two brothers and one sister at our house. I share my bedroom with my brother. We often help each other in studies and discuss a lot of matters. My father really works hard to maintain this house. There are a lot of homeless beings on earth and we should be thankful to Almighty for our house. House is a source of protection and peace. It does not matter whether it is big or small. It should be peaceful. I always find a lot of solace at my house to live with my loved ones. I always share my problems with my father and mother. I have very strong bonding with my brothers and sister. We also fight sometimes but we always enjoy a lot. My house is no less than paradise. There is no bigger happiness than living your life with loved ones and enjoying it. Conclusion House is one of the most important things in our life. Man is greedy and always wants more and more. A person who has house wants bungalow. The one who has bungalow wants palace and so on. It is not important to have a luxurious house but it is very important to have a peaceful house. >>>>> Read Also Essay on Why I love my Mom & Dad One should always try to make it beautiful my helping each other in house and loving each other. I am really thankful to Almighty for this blessing. My house is the most beautiful house of the world as I live in it with my loved ones. I enjoy my life a lot and forget all my worries when I enter my house. [sc_fs_multi_faq headline-0=”h3″ question-0=”1. What is the difference between a house and a home?” answer-0=”While technically speaking there is the visible difference between the house and home. The difference lies in understanding the terms of house and home. The house is more individual or personalized. It refers to a building or space where someone lives. While, the home, in contrast, is a general term. It is used in reference to a place of living, building or a specific locality where a person lives thinking it being a place of belonging or attachment. ” image-0=”” headline-1=”h3″ question-1=”2. Why is home so important?” answer-1=” Home is close to heart. It embodies our sense of true feeling and attachments to that specific place of living. The part of moments that we spend in our home becomes the crystal and eternal piece of our living. ” image-1=”” count=”2″ html=”true” css_class=””]

Akhirnyasaya menyelesaikan buku ini juga. Sebenarnya buku ini menuliskan tentang tema yang tentunya menarik untuk saya, rumah tangga, hubungan suami istri yang tidak hanya romansa, namun juga suka duka. Namun demikian, karena saya sudah membaca beberapa tulisan dari Fahd ini di Tumblrnya, saya jadi tidak terlalu excited membaca buku ini.

Apa itu teks deskripsi? Ini adalah contoh tulisan yang mengandung penggambaran atau penjelasan mengenai suatu objek atau keadaan tertentu yang ditulis secara tepat dan sesuai kaidah. Tulisan deskriptif juga bisa didefinisikan sebagai cara kita mengolah data supaya bisa di jelaskan dalam bentuk kata-kata agar lebih mudah dipahami oleh orang lain. Adapun perbedaan teks deskripsi dibandingkan dengan jenis teks lainnya diantaranya adalah mengandung penjelasan mengenai sesuatu, melibatkan panca indra, isinya adalah gambaran sebenarnya mengenai suatu object atau kejadian, menjelaskan mengenai ciri-ciri yang bisa kita nilai, dan menggunakan ciri fisik seperti ukuran, bentuk, warna, panjang, luas, dan sebagainya. Jenis tulisan deskripsi dibagi menjadi tiga yaitu; subjektif yang berarti dibuat berdasarkan kesan, objektif berarti dibuat berdasarkan fakta dan data yang ada; kemudian yang terakhir spasial yang dibuat berdasarkan referensi ruang kebumian. Kita mungkin pernah mempelajari contoh paragraf deskriptif di pelajaran bahasa Indonesia ketika sekolah. Dan salah satu yang paling banyak dicari adalah mengenai karangan deskripsi tentang rumah, misalnya rumah 2 lantai mungil cantik. Kalau sobat kosngosan mencari contoh karangan deskripsi yang panjang, mungkin saja bisa menggabungkan beberapa referensi yang kamu dapatkan pada ulasan kali isi Teks Deskripsi Rumah Kita Rumah Impianku Deskripsi Rumahku Istanaku Deskripsi Rumah Bahasa Inggris Deskripsi Rumahku Istanaku Deskripsi Sekolah Rumah Kota Teks Deskripsi Rumah Kita Entah mengapa mimin kosngosan merasa perlu untuk merangkum beberapa karangan deskripsi yang berkaitan dengan sketsa rumah atau tempat tinggal. Nah buat kamu yang mungkin ingin mencari referensi nya kamu bisa melihat beberapa contoh paragraf yang sudah disediakan di bawah ini Baca juga Jasa Renovasi Rumah TerbaikDeskripsi Rumah Modern 2 Lantai Mungil Cantik Aku ingin membuat rumah cantik dengan konsep vertikal yang terdiri dari 2 lantai. Rumah tingkat yang bisa memaksimalkan tahan ukuran sempit namun memiliki ruangan yang cukup lega. Rumah 2 lantai mungil cantik sesuai selera masing masing. Ada yang mengusung desain minimalis modern. MMenggunakan aksen kayu dan cocok didesain ala Japan. Aku juga menggunakan tampilan interior rumah 2 lantai mungil cantik ini dengan menggunakan sofa bed karena perabotan ini multifungsi dan menghemat ruang. Aku juga bisa menggunakan eksteriorn dengan material batu alam dan kaca sehingga cukup memberikan kesan mewah. Dengan menggunakan material kaca yang ditempatkan pada seluruh ruangan, membuat rumah konsep split level ini terlihat menjadi lebih luas dan nyaman. Ada juga area paling atas sebagai rooftop untuk bersantai dan menjadi tempat bersantai bersama keluarga Kalau kalian punya lahan berbentuk memanjang, desain rumah 2 lantai mungil cantik cukup pas untuk digunakan, rumah minimalis ini tetap memiliki fungsi yang lengkap, dengan carport minimalis yang ditempatkan pada bagian depan rumah. Walaupun ada pada lingkungan perkotaan yang padat, desain hunian juga bisa menciptakan elemen modern, kamu bisa merancang pencahayaan yang lebih terbuka memanfaatkan cahaya matahari sesuai dengan mood Teks Deskripsi Rumahku Apakah kamu penasaran dengan rumahku? Aku tinggal di desa simarpinggan, sebuah desa yang cukup terpencil namun memiliki udara yang bersih dan segar. Rumah ku terbuat dari kayu dengan lantai semen yang sederhana Memiliki luas sekitar 60 meter persegi, keluargaku membeli rumah ini setengah jadi dari bapak Haji selamet. Sebelumnya kami mengontrak rumah di daerah perkotaan Rumahku ini memiliki 3 kamar tidur, 2 kamar dipakai untuk tidur dan 1 lagi untuk gudang penyimpanan barang-barang. Kamu akan mendapati ruangan pertama yaitu ruang tamu ketika memasuki rumahku. Di dalam ruang tamu terdapat berbagai perabotan seperti lemari, seperangkat meja dan kursi untuk tamu, kemudian ada juga akuarium kecil yang isinya ikan hias kesayangan Ayah ku. Masuk ke dalam kita akan menemukan dua kamar yang saling bersampingan. Kamar pertama adalah milik orang tuaku yang didalamnya terdapat tempat tidur yang besar dan lemari untuk mengisi pakaian. Kemudian di sampingnya ada kamarku sendiri yang memiliki kasur pas-pasan, ada lemari untuk pakaian dan juga meja dan kursi untuk belajar Nah kemudian pada bagian tengah ada ruang tamu untuk bersantai bersama keluarga. Di sini terletak tv tabung yang cukup tebal, dan juga di pasang lemari pendingin kulkas. Dihadapannya ada kamar kecil yang diisi oleh barang-barang yang tidak berguna Kemudian pada bagian akhir ada dapur dan kamar mandi. Di bagian dapur ada tempat cuci piring dan juga kompor gas untuk memasak. Berbagai perlengkapan memasak ada di dapur. Sedangkan untuk kamar mandi berada pada bagian ujung yang isinya ada bak mandi, toilet jongkok dan berbagai peralatan mandi Rumahku memiliki halaman yang cukup luas. Di halaman tersebut kami menanami berbagai pohon seperti pohon markisa, mangga, manggis, cherry dan juga ada pohon kedondong, hari Minggu ayah juga sangat menyukai berkebun dan menanam berbagai sayur-sayuran di pekarangan rumahTeks Rumah Impianku Aku punya rumah impian. Rumahku memiliki ukuran yang tidak terlalu besar dan tidak pula terlalu kecil. Rumah ini adalah milik keluargaku yang dibeli Jauh sebelum ayah menikah dengan ibu. Rumah sederhana ini terletak di depan mushola pada blok pertama dari depan gerbang kompleks perumahan Citra Kirana Rumah kami memiliki luas sekitar 50 meter persegi. Terdiri dari 3 kamar dan 2 kamar mandi. Pemain yang tidak memiliki lantai atas dan hanya memiliki halaman yang cukup untuk ditanami dengan Kebun sederhana Pertama kali kita menemui bagian depan adalah ruang tamu yang diikuti oleh Kamar pribadi kemudian setelah itu terdapat satu dapur dan satu ruang santai. Untuk ruang keluarga sendiri ditempatkan di jalan menuju kamar yang diberikan TV dan tempat duduk santai Di ruang tamu hanya berisi alas karpet dan tempat duduk dan rak buku yg ada di tempel di dinding. Dan semua barang yang ada di rumah selalu tertata dengan rapi Rumah kami memiliki warna cat hijau muda, yang membuat rumah terlihat sejuk dipandang mata. Halamannya yang berada di depan penuh dengan tanaman yang ditanam menggunakan sistem hidroponik. Berbagai jenis tanaman di tanam dalam kebun mini ini, ada cabe, sayur kangkung, sawi hingga bawang merah dan putih. Semuanya sudah berbuah banyak. Aku sangat nyaman sekali di rumah ku dan semoga kalian juga segera punya rumah impian ya! deskripsi rumahku istanaku Rumah ku adalah istanaku. Aku akan mendeskripsikan singkat mengenai kondisi rumahku kepada kalian. Di rumah ku, memiliki 4 kamar tidur, ada 1 ruang tamu, 1 bagian dapur, 1 kamar mandi didekat dapur, 1 kamar mandi di dalam kamar tidur utama, dan satu tempat bersantai atau ruang keluarga. Kamarku sendiri berada di sebelah ruang tamu. Dalam kamarku memiliki berbagai perabotan rumah untuk membatu belajar, seperti meja dekat jendela, lemari pakaian, dan juga berbagai walpaper cantik yang aku desain sendiri. Aku memang menyukai dunia desain dari kelas 6 SD. Di kamarku sendiri sudah aku pasangi berbagai pernak-pernik kerajinan yang apa bila malam tiba bisa sangat indah sekali dengan perpaduan lampu kamar Aku punya 1 tempat tidur bertingkat. Kata ayah nanti kalau Zaki adikku sudah besar, kami akan tidur bersama dalam satu kamar. Aku diberikan 1 unit PC di meja. Disamping unit PC aku pasang lemari buku dan juga pasang beberapa gambar anime One Piece dikamar ku Kamar kakak ku yang perempuan ada disebelah kamarku. Kakakku punya meja di bawah jendela, dia punya rak buku yang lengkap di sebelah meja, tempat tidurnya tidak terlalu dekat dari jendela. Sebelah kanan tempat tidur nya ada lemari pakaian Kamu pasti penasaran dengan kamar utama, bukan? Kamar utama adalah kamar untuk Ayah dan Ibu yang berada disebelah kamar kakakku. Di kamar utama, terdapat tempat tidur yang sangat besar. Ayah dan Ibu memiliki dua meja kecil, lemari mereka berada di sebelah jendela. Didalamnya terdapat kamar mandi kecil juga. Sedangkan untuk ruang tamu ada disebelah kamarku. Pada ruangan ini punya dua sofa dan kursi panjang. Ada juga dipasang satu set meja kecil untuk bersantai. Kami juga punya TV LED yang punya layar lebar. Untuk dapur berada di sebelah kamar orang tuaku. Di dapur kami memiliki satu kulkas dengan dua pintu, satu kompor gas besar dan meja besar. ada juga tempat pencucian piring disebalah kanan kompor gas. Untuk gasnya sendiri ada dibawah. Sementara yang terakhir untuk kamar mandi utama agak dekat dari dapur. Di kamar mandi kami memiliki toilet, bak mandi dan juga beberapa perlengkapan mandi pada umumnya rumah bahasa inggris My house is located in Kosngosan village, Petok District, Jongkok District. My house is always given the love of the family and has a beautiful view. My house has 3 rooms, two rooms in the living room, my room and my parents room in the room in front of the guest room. There is also a living room, a dining room is in the living room and the kitchen is at the back. My house was built in 2010 and until now is still strong, although it is often hit by rain, storm and solar heat My house building is sturdy and elegant. This makes my house stand out with the home of others, we have a wide yard that is often used by children playing football. The Garden of flowers and trees make the house look fresh and shady, in the garden behind the house there are several types of trees, such as mango trees, star fruit, jackfruit, curvature, when fruitful, there are many people who come and tryDeskripsi Rumahku Surgaku Sering sekali kita mendengar istilah mengenai "Rumahku adalah Surgaku" atau dalam bahasa inggris biasa kita sebut "Home Sweet Home". Rumah aku sendiri terletak di antara Perumahan sederhana yang ada di pinggiran kota. Walaupun terbilang memiliki ukuran yang tidak luas namun rumahku tetap menjadi sesuatu yang nyaman untuk ditinggali Rumahku memiliki 2 kamar di mana kamar utama tentu saja untuk ibu dan ayah sementara untuk kamar kedua adalah untuk aku dan adik yang paling kecil. Walaupun bukan rumah Gedong dan tidak memiliki kolam renang, namun aku merasa ketika berada dirumah sangat damai dan tenang. Hal itu karena di dalam keluarga kami sangat harmonis dan jarang sekali terjadi konflik Dalam rumah tangga juga, seluruh anggota keluarga memiliki peran dan fungsi yang jelas. Masing-masing dari kami menghormati perannya. Ayah adalah pemimpin yang berakhlak dapat menegakkan keadilan dan kasih sayang dalam memimpin keluarga. Sementara Bunda tentu saja berperan sebagai Ibu rumah tangga yang akan mengayomi dan mendidik anak-anaknya. Dengan demikian walaupun rumah kami tidak memiliki pekarangan yang luas karena senantiasa untuk berkebun ketika hari libur tiba. Dengan melakukan kegiatan keluarga dan quality time bersama di dalam rumah maka rumah akan terasa lebih indah dan nyaman untuk ditempati Baca juga Jasa Bongkar Rumah TerpercayaKarangan Deskripsi Sekolah SMA 7 Padangsidimpuan merupakan sekolah unggulan yang ada di Kota Padangsidimpuan. Sekolah itu adalah sekolah menengah pertama yang ada di Padangsidimpuan. Sekolah ini punya 20 ruang kelas yang dilengkapi dengan Kipas Angin. Ada 2 buah jenis jurusan yang ada di SMA 7 Padangsidimpuan , yaitu jurusan IPA dan IPS Sekolah menengah ini punya 2 buah lapangan, yaitu lapangan sepak bola yang ada di belakang sekolah dan lapangan basket. Halaman utama sangat luas hingga mampu menampung semua siswa yang ada. Biasanya halaman dijadikan sebagai tempat upacara dan kegiatan lainnya. SMA 7 Padangsidimpuan punya gedung aula serbaguna. Pada bagian depan sekolah terdapat sebuah masjid. Tepat di depan masjid terdapat taman kecil yang sangat rindang. Ada banyak tempat duduk yang ada di taman tersebut. Untuk ruang perpustakaannya telah dilengkapi dengan beberapa unit komputer dan akses internet. Koleksi buku yang ada di perpustakaan sangat lengkap dan tempat baca sangat cozy dan sejuk. Terdapat dua ruang guru yang ada di SMA 7 Padangsidimpuan. Ruang yang pertama berada di bawah. Ruang yang kedua berada di atas. Pada ruang guru bagian atas menjadi ruang Kepala Sekolah dan TU. Sekolah ini punya lab komputer, lab biologi, lab fisika dan lab kimia. Dilengkapi juga dengan beberapa ruang multimedia Deskripsi Lingkungan Tempat Tinggal Saya tinggal di daerah Pemukiman padat penduduk di pinggiran Ibukota. Memiliki rumah yang tidak memiliki halaman, seperti tidak mendapatkan tempat untuk bermain dikala waktu senggang. Karena di depan, belakang, samping kiri dan kanan semuanya berdempetan dengan rumah-rumah tetangga. Sejak saya meninggalkan pemukiman tersebut beberapa bulan yang lalu, kondisi lingkungan menjadi semakin mengkhawatirkan. Jalan kecil yang biasanya bersih, sekarang dihiasi dengan tumpukan sampah dan limbah plastik. Terdapat banyak lubang di jalan yang tidak ada sebelumnya. Beberapa dari lubang jalan tersebut sering sekali menimbulkan genangan air yang bisa mengganggu pengendara jalanan Pohon-pohon rindang sekarang hilang karena jumlah rumah di pemikiman tersebut semakin bertambah. Ada juga beberapa pohon tumbang sendiri karena tumbang tertiup angin kencang. Beberapa rumah juga terlihat kotor dan halamannya tandus karena tidak ada tanaman yang ditanam, diakibatkan pekarangan yang nyaris tidak ada lagi Baca juga Jasa Pindahan RumahKesimpulan Yang namanya kalimat deskripsi memang harus dibuat dengan baik dan benar. Karena jika dibuat asal-asalan maka pembaca juga tidak akan mengerti mengenai objek yang akan dijelaskan pada tulisan tersebut, termasuk dengan karangan yang bertema rumah, sekolah atau lingkungan sekitar. Dan semoga saja pembahasan kosngosan kali ini mengenai tulisan deskripsi bisa menambah referensi buat teman-teman sekalian. Apabila kalian berkenan silakan tekan tombol share di bawah dan bagikan url artikelnya ke teman-temanmu di media sosial

Sampaisuatu hari saya mulai tertarik dengan sebuah blog di di dalamnya ada cerita-cerita dan poto-poto seorang mantan pengusaha RajaSelimut ( www.rajaselimut.com) yang bernama pak HADI KUNTORO ( www.hadikuntoro.com ), di sana terpasang poto-poto beliau yang berbeda-beda setiap tahun dan bulannya (semakin berkurang
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Pada tahun 2018 sebelum pandemi covid 19 melanda, kegiatan saya di rumah adalah pergi jalan-jalan bersama keluarga,kerabat, dan tetangga sekitar rumah saya. Saya sangat mencintai alam sekitar begitupun dengan keluarga saya yang juga mencintai alam yang begitu indah. Saya dan keluarga saya sering berenang, menginap di villa, menginap di hotel, dan yang lainya hanya untuk menghilangkan rasa bosan saat berada di rumah. Tidak lupa juga dengan acara bakar jagung di halaman yang di tumbuhi banyak pohon-pohon besar dan rindang, dan di sampingnya terdapat kolam pada saat pandemi melanda indonesia pada tahun 2019, semuanya terasa begitu asing dan sangat berbeda dengan sebelumnya. Semuanya serba terbatas dan tidak boleh berdekatan satu sama lain dengan manusia, hewan, bahkan barang saja harus di periksa dengan alat kesehatan. Saya dan keluarga saya waktu itu sangat takut dengan virus covid 19 yang tersebar di indonesia saat itu, hingga saya dan keluarga saya tidak pernah keluar lagi untuk liburan bahkan sedekat apapun tempat itu. Kami sangat menjaga keselamatan kami dan keluarga kami semua. Sejak virus covid 19 ini terus menyebar, kami tidak bisa apa-apa dan hanya berdiam di rumah. Semua kegiatan-kegiatan di luar rumah di ganti dengan kegiatan di dalam rumah yang tentunya membuat kami merasa semakin bosan. Kegiatan saya di rumah hanya bisa membantu ibu saya memasak setiap pagi, setiap siang, membantu mencuci piring, menyapu lantai, mengepel lantai, membersihkan kaca rumah, dan membantu ayah membersihkan mobil dan tidak lupa motornya sekalian. Setelah semuanya selesai, saya belajar dan tidak lupa sholat dan mengajari adik saya pelajaran harinya saya lanjut mencuci baju, berjemur, makan, minum vitamin, dan lanjut bersih-bersih seperti biasanya. Di waktu malam saya dan keluarga membuat kreasi makanan dengan mencari inovasi di mbah google, dan saya menemukan kreasi ayam bumbu pedas. Akhirnya saya dan keluarga saya membuat ayam bumbu pedas itu yang terinovasi dari google tersebut. Saya dan keluarga membuatnya mulai dari membuat bumbu ayam, menggoreng ayam, membuat saosnya, hingga mengaduknya menjadi satu dan menyajikanya dengan yang sangat lapar mulai melahapnya dengan nikmat dan keluarga saya juga begitu senang dengan rasanya yang ternyata cocok dengan lidah mereka semua. Kemudian setelah makan bersama saya dan keluarga saya nonton tv bersama dan nyemil di depan tv. Saya kemudian pergi ke dapur untuk membuat kopi susu yang saya sukai, lalu pergi ke depan tv lagi untuk melanjutkan menonton film luar kesukaan saya dan ayah saya. Saya menontonya sambil rebahan dan nyemil jajan snack atau ciky-ciky punya adik saya yang di berikan pada saya. 1 2 Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Langsungmenuju cerita, saat itu berselang 3hari setelah saya masuk SMK saya bermain ke rumah teman saya, rumahnya lumkayan jauh juga sih, bisa disebut naik turun gunung, saat itu kami memakai sepeda motor milik teman saya, dijalan hampir mendekati rumah teman saya, saya melihat seorang wanita, saat itu dia tersipu tersenyum kepadaku "pandangan
Salam semua, Akhirnya saya ada waktu untuk cerita panjang dan lebar di blog ini tentang proses bangun rumah. Ini pertamakalinya saya dan suami membangun rumah kami, bukan kompleks dan bukan rumah renovasi, tapi benar-benar membangun dari awal pondasinya. Lah trus kalau baru bangun rumah, selama ini tinggal dimana? hehehe pernah saya ceritakan sebelumnya di beberapa postingan saya yang sudah lawas, saya juga lupa postingannya mana HAHAHA. Jadi, sejak pindah dari Jakarta barneg suami, kami tinggal di sebuah kompleks di kelurahan barombong, sebenarnya perbatasan antara ujung Makassar sisi Barat daya dengan Kabupaten Gowa gitu, ahhaaha, jadi mau ke arah kota, dekat, dan mau ke rumah ummi di Gowa juga dekat. Kompleks ini tuh sebenarnya punya Papa saya, sebelum saya tinggali, sebut saja rumah B47, sebelum kami tinggali, rumah B47 ini dikontrak, dan pas papa tau kalau ayahzam sudah mutasi Makassar, dimintalah si pengontrak ini cari kontrakan lain, dan meminta kami untuk menempati rumah B47 ini. Katanya sih ya siapa yang anaknya duluan nikah, boleh tinggali di situ dulu, bukan dikasih. KWKWWKWKWKWK investasi orangtua sih ya hehe. Nah, 4 tahun tinggl di rumah B47, kami sebenarnya sambil terus ngomongin soal mau usaha apa, investasi apa? beli ruko di kota yuk gitu, buat studio foto dan cafe kecil-kecilan, tapi Yassalam mahal banget yaaaa ruko di tengah kota HAHAHAHA. Dan masalahnya juga ayahzam gak mau KPR-an, atau nyicil di bank, apalagi sampai masukin SK PNS ke bank, untuk ambil uang banyak sampai berbunga. Urung niat beli ruko dan buka usaha, kepikiran lagi untuk renovasi rumah B47 ini, trus ayahzam berpikir "Ini bukan rumah kita, rumah orangtua ini cuma dikasih hak tinggal, bukan hak milik," Ya iya juga sih, jadi ya dijalani lah kehidupan rumahtangga di rumah B47 itu selama 4 tahun lamanya. Saya sih nyaman tinggal di sana, gak jauh dari kota, kalau mau ke rumah ummi juga dekat, hanya saja, makin ke sini, kerjaan ayahzam makin padat, kadang pulang dini hari, harus dinas selama beberapa hari, kalau sudah begitu, sisa saya dan anak-anak yang stay di rumah. Mau minta adik atau sepupu nemani nginap juga gak bisa sering, kalau saya yang ke rumah ummi, kasian juga rumah keabaikan dan bibi Ida, ART kami nganggur, tp tetap harus dibayar bulannya hhihi, belum lagi kerjaan saya di komputer juga kan, komputer cuma ada di rumah. Ya mau tak mau harus tetap di rumah saja. Sampai suatu hari, entah gimana ceritanya, Papa langsung bilang ke Saya, "Kamu mau tinggal di sini? tuh di sebelah tanah kosong, banguni mi itu rumah... biar bisa dekatan, jadi kalau Daeng Nai'mu dinas luar, kamu aman di sini. Anak-anakmu juga aman dan nyaman sama kita ji" Di samping rumah papa memang ada tanah kosong, punya om, saudaranya ummi, yang dibeli Papa, dan kalau saya mau bangunin rumah, tanahnya jadi atas namaku deh katanya, HAHAHAAH. Saya dan ayahzam gak serta merta bilang iya. Panjang juga proses berpikirnya kami sih, apalagi soalan jarak, ini jauh kemana-mana. Kalau mau ke kantor, harus makan waktu kurang lebih 1 jam, kabupaten Gowa, yang jalan poros menu ke Kota Makassar. Kalau saya sih ya biasa, tapi ayahzam yang gak biasa, baginya masih jauh banget jaraknya. Bulan demi bulan, akhirnya sih ayahzam sendiri yang bilang, "Yuk sayang, bikin rumah di situ aja..enak, bisa dekat sama keluarga, kita sama anak-anak juga aman, saya pergi dinas jadi gak khawatir kalau kita sendiri di rumah." Ayahzam juga mungkin sudah merhatiin papa dan kakak sepupu yang meski kantornya sama di Makassar, berangkat kantor tetap dari rumah situ, rumah bonbir namanya. Jarak jadi gak masalah lagi, karena toh ada kendaraan, mau kemana-mana ya gampang aja, cuma musti dibiasakan aja waktu tempuhnya, prepare sejam sebelum berangkat biar gak terlambat ke kantor dan sebagainya. Tinggal di dusun bukan berarti gak bisa kemana-mana, buktinya semua keluarga pada kerja dan sekolah di Makassar juga D hehehe. Kayak saya dulu juga kan, sekolah sampai kuliah di Makassar terus, tapi tinggal di Gowa hihihi. PONDASI PERTAMA Akhirnya setelah memutuskan untuk membangun rumah, kami mulai datang ke Papa untuk mengiyakan, dan Papa langsung mau mulai mengosongkan laha, memangkas semua pohon-pohon, merapikan kandang-kandang, mindahin batu-batu dan lain sebagainya. Saya aja sampai heran, secepat itu gerakannya hahahahha sampai hari Ahad, saat saya mau otw ke resepsian teman, dipanggil untuk ala-ala ritual gitu, tradisi keluarga katanya kalau baru pertamakali mau bangun rumah, diminta tanam kendi yang di isi gula merah, daun-daun yang dinamakan daun "barang-barang" bahasa makassar, kelapa, dan sebilah kayu. Setelah ditanam, saya dan ayahzam suap-suapan onde-onde D "Supaya te'ne-te'ne ko dalam rumah" kata tanteku yang artinya secara harafiah, supaya kita betah dan harmonis dalam rumah, reski selalu ada, aman dan terjaga dari hal buruk. Jadi ini semacam upaya membangkitkan jiwa batin calon penghuni rumah agar rumah yang akan dibangun ini bisa megantarkan penghuninya mendapatkan cahaya penuntun sehingga tercipta keluarga harmonis sakinah mawaddah wa rahmah. Aamin ya. jadiin doa aja. heheheh Setelah selesai, baru deh para om saya ngeberesin lahan itu sampai bener-bener kosong dan siap dibangunin pondasi, dan jelas saja, Ayahzam dan papa langsung sibuk gambar-gambar denah rumah. Tentang denah rumah ini sebenarnya gak terlalu gimana amat, ngikutin model dan ukuran tanah aja, yang jelas saya sih cuma pesan sama ayahzam, maunya model jadinya nanti begini, begitu, dapurnya maunya gini, dan lain sebagainya. Sisanya, urusan ayahzam dan papa, saya malas mikir ahahahahahah. Soalnya banyak banget loh yang mau dipikirin kalau pertama bangun rumah. kelistrikan, air, pipa, atap dan lain sebagainya. Alasan saya gak pakai arsitek, karena saya punya arsitek, PAPA hehehehe. yang sudah malang melintang puluhan tahun bergerilya dengan bangun membangun rumah, rumahnya sendiri HAHAHAHAAH. Papa se semangat itu menggambar denah berdua dengan Ayahzam, jadinya gak enak menghalau mereka dengan bilang "udah ah pakai arsitek aja" hhehe. DINDING BANGUNAN Setelah pondasi dibuat, diisi lagi dengan tanah kan tuh, setelah selesai, kami tidak langsung mendirikan bangunannya, Desember ke Maret, alhamdulillah pondasi sudah terbangun. Kami menunggu sampai bulan Juli-Agustus baru deh tukang mulai nancapin tiang, pasang besi, cor, dan batu bata, sampai bangunan berdiri. Kalau di Gowa sini, kami menggunakan bata merah tentu saja. Ini yang bikin lama juga sih sebenarnya rangka bambu untuk tukang manjat dan bekerja sampai atas hihihi jadi rangka bambu juga masuk budgeting, gak cuma semen dan batu bata ternyata. hihihiw. Untuk pembahasan budgeting nanti ku bahas terpisah ya. Nah selama pembangunan ini yang ngawasin langsung adalah papa saya, sementara pembangunan saya, suami, dan anak-anak masih menetap di rumah B47, berbagi kabar dan prosesnya selalu dari papa gak pernah apha mengabarkan lewat WA, kalau ada yang kurang atau ada yang mau ditambahkan selalu WA dulu. Semuanya sudah saya percayakan lah, termasuk urusan tukang. Kordinasi tukang pun lewat papa dan ummi langsung, karena tukang yang kami pekerjakan itu tukang yang kami kenal, kampung sebelah dan beberapa termasuk keluarga dan kerabat. Alhamdulillah drama sama tukang tentang pembangunan ini hampir tidak ada. Lanjut kerjaan plesteran yang volumenya dua kali dari volume pasangan bata. Lalu masuk ke kerjaan kusen, pintu, dan jendela. Pemasangan kusen-kusen pada sisi-sisi dinding tertentu untuk akses keluar masuk maupun hawa udara. RANGKA ATAP Cakupan pekerjaannya berupa pemasangan rangka atap kuda-kuda, gording, nok, kaso & reng, kalau diperlukan ditambah alumninum foil jika perlu dan pemasangan genteng beserta aksesories-nya. Rangka atap yang saya pakai adalah baja ringan. berkesinambungan juga ke soal plumbling, mekanikal dan elektrikal Item pekerjaannya adalah pemasangan toilet, wastafel, bath up, pemanas air, kran. Gak ketinggalan juga pemasangan instalasi air bersih dan air kotor. Kemudian pemasangan jaringan kabel listrik, kotak sekring, saklar, titik-titik lampu penerangan, dan sejenisnya. Selama pembangunan saya hanya sesekali mengunjungi, paling 2-3 kali dalam semminggu, penasaran liat hasilnya gimana, sudah sampai dimana? kalau bentuk model rumah dan area-areanya, jujur saya ga terlalu ambil pusing sih, yang penting sih teras dan look depan rumah, HAHAHHA. Trus juga seringnya di telpon, "sudahmako beli pintu? model bagaimana kau mau? cepat bawa ke sini maumi di kerja..." "Gagang pintumu, manami? maumi dipasang!!" "Kran air yang mau kau pake, bawa cepat..." Namanya bangun rumah dari nol ya pasti ada yang gak sesuai dengan pemikiran, tapi tetap bisa kompromi sih gak begitu jauh-jauh amat lah ya. Kalau dari saya ya, kalian harus coba untuk pahan beberapa hal ini Mengambil keputusan Kamu akan banyak dituntut untuk mengambil banyak keputusan AHAHAHAHA. apalagi harus cepat soalnya takut tukangnya bakal pergi kerja ditempat lain dan kamu bakal nunggu lama skali untuk dapat tukang sebagus yang dipilih. Mengeksplorasi dari segala sisi Jangan mudah puas dengan rencana pertama, pikirkan segala sisi yang mungkin terjadi sampai kamu benar-benar puas pokoknya dengan hasilnya. Menyisir hingga tuntas Jika kamu memang sudah berniat membangun rumah sendiri, maka terjunlah secara total dan libatkan diri dalam pembangunan, mulai dari hal yang paling dasar sampai finishing terakhir. Kalau saya sudah mempercayakan suami dan papa dibagian dasar, ya kalau soal finishing semuanya saya yang nangani pemilihan bahan dan material nya. LUAS BANGUNAN Yang paling sering ditanyakan ke saya ini, luas nya berapa nih bangunannya? heheheh.. Pernah sudah dikasih tau sama ayahzam tapi saya lupa, jadi langsung abadikan di blog aja ya katanya luasnya ini, Lebar 15meter X panjang 10 meter X tinggi 4,5 meter kurang lebih segitu. Kalau ada yang bilang wow luas banget, beneran luas dua kali lipat dibanding rumah B47 kompleks yang tipe 45 yang saya tinggali kemarin. Sebenarnya saya ga perlu amat rumah luas, tapi kalau tanah adanya segitu ya disyukuri aja, hehe kalau mau dibaguni setengah aja juga sayang tanahnya sisa dikit gitu, jadi ya dibanguni semua aja. Diingatkan lagi ya ini bukan di tengah kota, tapi di dusun, Kab Gowa desa Panakkukang. Namanya tinggal di desa, memang luas-luas tanahnya, berbeda tentunya kalau di kota. Semua ada plus minusnya kan ya, tinggal value dari perkeluarga masing-masing aja memilih, inginnya dimana, nyamannya dimana? Kalau saya nyaman dekat dengan keluarga, saya selalu suka suasana yang ramai dengan keluarga, ngumpul bareng, makan bareng, cerita bareng, dan semuanya yang gak saya dapati kalau tinggal di kompleks. So, yaaaa segitu dulu ya cerita tentang bangun rumah pertamakali di keluarga kecil kami, saya sih selalu ingat pesan ummi, "Biaya bangun rumah itu seumur hidup loh, harus terus disiapkan budgetnya" hehehehee jadi "belajar nabung" HAHAHA. jadi, dari masih tanah sampai bangunan rumah kami berdiri itu memakan waktu Desember 2017 sampai Agustus 2019 makan waktu kurang lebih 1 tahun 8 bulan UKTP20.
  • 2usm5ln8d8.pages.dev/213
  • 2usm5ln8d8.pages.dev/451
  • 2usm5ln8d8.pages.dev/69
  • 2usm5ln8d8.pages.dev/78
  • 2usm5ln8d8.pages.dev/368
  • 2usm5ln8d8.pages.dev/41
  • 2usm5ln8d8.pages.dev/71
  • 2usm5ln8d8.pages.dev/40
  • cerita tentang rumah saya